RENCANA ANGGARAN BIAYA
Gambar 1.
Tahapan dan Proses Penyusunan RAB
Rencana anggaran biaya proyek adalah
perhitungan banyaknya anggaran biaya suatu bangunan dan upah, serta biaya-biaya lain yang
berhubungan dengan pelaksanaan proyek tersebut. Definisi lain mengatakan RAB
proyek adalah suatu proses perhitungan volume pekerjaan, harga dari berbagai macam
bahan dan pekerjaan yang terjadi pada suatu konstruksi. Dari kedua definisi di
atas dapat disimpulkan bahwa RAB proyek adalah perhitungan banyaknya biaya yang
diperlukan dalam suatu proyek konstruksi yang terdiri dari biaya bahan, upah
tenaga, serta biaya lain yang berhubungan dengan proyek tersebut berdasarkan
perhitungan volume pekerjaan yang telah dilakukan sebelumnya. Berdasarkan
Gambar 1, penyusunan RAB terbagi atas 2 bagian yaitu RAB terperinci dan RAB
kasar. RAB kasar merupakan rencana anggaran biaya sementara dimana pekerjaan
dihitung tiap ukuran luas. Pengalaman kerja sangat mempengaruhi penafsiran biaya secara kasar. Pada umumnya, hasil
dari RAB kasar ini, apabila dibandingkan dengan RAB yang dihitung secara terperinci, akan
terdapat selisih. Selain dari pengalaman, untuk proyek pemerintah biasanya
sudah ditentukan pedoman harga satuan. RAB terperinci adalah anggaran biaya
bangunan atau proyek yang dihitung dengan terperinci dan cermat, sesuai dengan
ketentuan dan syarat-syarat penyusunan anggaran biaya. Adapun untuk proyek
pemerintah biasanya telah ditetapkan daftar tingkat
upah, bahan dan harga alat. Penyusunan RAB secara terperinci pada dasarnya membutuhkan
5 hal yang paling mendasar, yaitu bestek dan gambar-gambar bestek, daftar upah,
daftar harga bahan-bahan (material), daftar analisis, serta daftar volume tiap jenis pekerjaan yang
ada. Daftar tersebut dapat saling memberikan gambaran dan petunjuk-petunjuk
hingga akhirnya dapat merupakan anggaran biaya. Di dalam RAB terdapat analisis harga
satuan pekerjaan. Analisis harga satuan pekerjaan merupakan analisis bahan dan
upah untuk membuat satu satuan pekerjaan tertentu, seperti 1 m3 beton (1:2:3),
1 m3 galian pondasi dan sebagainya, semuanya diatur dalam pasal-pasal pada buku
BOW (Burgeslijke Openbare Werken) maupun SNI (Standar Nasional Indonesia). Di
Salatiga sendiri analisis harga satuan pekerjaan dituangkan dalam Perwali
Salatiga tentang standarisasi indeks biaya di lingkungan pemerintah kota
Salatiga. Adapun perwali yang terbaru adalah peraturan walikota Salatiga nomor
35 tahun 2008 tentang standarisasi indeks biaya di lingkungan pemerintah kota
Salatiga. Harga satuan pekerjaan terdiri atas tiga komponen, yaitu analisis
harga satuan bahan/material, analisis harga satuan upah tenaga dan analisis
harga satuan sewa alat yang bersifat opsional. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Harga Satuan Pekerjaan
Proses analisis harga satuan
bahan/material pada dasarnya adalah menghitung banyaknya volume masing-masing
bahan serta besarnya biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan per-satuan
pekerjaan kontruksi. Analisis harga satuan bahan/material mengandung dua unsur
yaitu: a) Harga satuan bahan, merupakan harga satuan bahan/material bangunan
yang berlaku di pasar pada saat anggaran biaya bangunan tersebut disusun, dan
b) Koefisien bahan, yaitu koefisien yang menunjukan kebutuhan bahan/material
bangunan untuk setiap satuan jenis pekerjaan. Proses analisis harga satuan upah
tenaga pada dasarnya adalah menghitung banyaknya tenaga serta biaya yang
dibutuhkan, untuk menyelesaikan per-satuan pekerjaan kontruksi. Analisis harga
satuan upah tenaga mengandung dua unsur yaitu: a) Harga satuan upah tenaga,
merupakan upah yang diberikan kepada tenaga kerja kontruksi perharinya atas
jasa tenaga yang dilakukan sesuai dengan keterampilannya, dan b) Koefisien
tenaga, yaitu koefisien yang menunjukkan kebutuhan tenaga kerja untuk tiap-tiap
posisi. Sementara itu analisis harga satuan sewa alat pada dasarnya adalah
menghitung banyaknya alat yang digunakan serta besarnya biaya sewa alat, untuk
menyelesaikan per-satuan pekerjaan kontruksi. Analisis harga satuan sewa alat
mengandung dua unsur, yaitu: a) Harga satuan sewa alat, merupakan harga satuan
sewa alat yang berlaku di pasar pada saat anggaran biaya bangunan tersebut
disusun, dan b) Koefisien alat, yaitu koefisien yang menunjukkan kebutuhan alat
untuk setiap satuan jenis pekerjaan.
OBJECT RELATIONAL MAPPING
OBJECT RELATIONAL MAPPING
Object Relational Mapping (ORM) adalah sebuah teknik
pemrograman untuk mengkonversi data antara sistem database relasional menjadi
objekobjek dalam bahasa pemrograman yang bersifat object-oriented. ORM
menciptakan sebuah objek database yang bersifat virtual yang dapat
dikenali dan digunakan dalam bahasa pemrograman.
Gambar 3. Letak Hibernate Dalam Aplikasi
HIBERNATE
Hibernate adalah sebuah tool yang
menjadi solusi untuk mengatasi masalah pengaturan data persistent dalam bahasa
pemrograman Java. Hibernate menjadi pengatur interaksi antara aplikasi dengan basis
data, sehingga pemrogram komputer dapat lebih berkonsentrasi mengembangkan
logika bisnis aplikasi. Hibernate adalah sebuah solusi terhadap masalah-masalah
persistensi karena Hibernate memiliki hal-hal seperti tidak mengharuskan
pemetaan satu POJO (Plain Old Java Object) menjadi satu tabel. Selain itu Hibernate
mendukung berbagai jenis relasi antarkelas seperti inheritance dan yang lainnya dan
telah diakui sebagai perangkat yang cepat walaupun ada beberapa performa yang
membutuhkan waktu seperti saat Hibernate dijalankan dan melakukan pemrosesan
file konfigurasi. Cara kerja Hibernate adalah dengan menyediakan konfigurasi
dan pemetaan antara aplikasi dengan basis data sehingga aplikasi dapat menyimpan
POJO (Plain Old Java Object) dalam basis data. Pada Gambar 3 diperlihatkan
letak Hibernate dalam aplikasi. Aplikasi dengan Hibernate akan
menghasilkan barisbaris coding yang lebih sedikit dibandingkan dengan aplikasi
yang pemetaannya dilakukan secara manual. Dengan pemrograman yang lebih
sederhana, pemeliharaan aplikasi akan lebih mudah dilakukan.
METODE PROTOTYPING
METODE PROTOTYPING
Metode rekayasa perangkat lunak yang
digunakan dalam pembuatan aplikasi pada artikel ini ialah metode prototyping.
Metode prototyping merupakan sebuah metode rekayasa perangkat lunak yang
bersifat iteratif. Metode ini menuntut adanya hubungan kerja yang dekat atau
komunikasi intensif antara pembangun aplikasi dengan pengguna. Adapun
keuntungan menggunakan metode prototyping adalah metode prototyping melibatkan
partisipasi aktif dari pengguna sehingga dapat meningkatkan moral pengguna
dalam menggunakan aplikasi yang dihasilkan. Gambar 4 merupakan gambar tahapan
yang harus dilakukan dalam metode prototyping.
Gambar 4. Tahapan Medtode Prototyping
Pada tahap listen to customer atau
mengumpulkan informasi tentang kebutuhan aplikasi yang akan dibangun penulis
melakukan tahap wawancara dengan pengguna staf bagian Cipta Karya. Setelah
mengetahui kebutuhan umum aplikasi yang akan di bangun maka dilakukan studi
pustaka tentang bagaimana cara membuat RAB, komponen-komponen yang ada dalam
RAB, bagaimana mengurai RAB menjadi daftar kebutuhan material dan tenaga,
bagaimana membuat time schedule serta laporan harian yang disesuaikan dengan proses
yang ada di DPU Salatiga. Tahapan selanjutnya dalam metode prototyping yaitu
build/revise mock-up atau membangun aplikasi secara cepat. Pada tahap ini
dilakukan pembuatan aplikasi secara cepat, lebih memfokuskan pada inputoutput aplikasi
sesuai dengan kebutuhan umum yang diketahui pada tahap pertama. Tahap ini
menghasilkan RAB prototype 1. Setelah RAB prototype 1 dihasilkan proses
memasuki tahapan selanjutnya yaitu customer test-drives mock-up. Pada tahap ini
RAB prototype 1 diserahkan kepada pengguna
untuk dievaluasi oleh pengguna dan mendiskusikan solusi untuk kendala-kendala
yang dialami pada saat pembuatan prototype. Pada tahap penyerahan prototype 1
didapatkan informasi baru tentang kebutuhan aplikasi yang dibangun nantinya.
Setelah mendapatkan informasi baru tentang kebutuhan aplikasi, RAB prototype 1 dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
baru hasil evaluasi prototype 1 menjadi RAB prototype 2. Pembangunan RAB
prototype 2 ini juga lebih menekankan pada proses input dan output. Setelah RAB
prototype 2 selesai dibangun RAB prototype 2 diserahkan kepada pengguna untuk
di evaluasi oleh pengguna. Dari hasil evaluasi RAB prototype 2, pengguna
menyatakan bahwa RAB prototype 2 sudah memenuhi kebutuhan. Dengan demikian,
proses berhenti karena tahapan dalam metode prototyping dinyatakan selesai jika
pengguna menyatakan bahwa prototype yang dibangun sudah memenuhi kebutuhan pengguna.
Gambar 5. Use Case Diagram
Aplikasi RAB Gedung (ARuNG)
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI APLIKASI RAB
Dari hasil
wawancara serta evaluasi yang didapatkan pada penyerahan setiap prototype,
dapatdiketahui
fungsionalitas yang harus dimiliki oleh aplikasi yang dibangun. Hal ini
digambarkan pada use case diagram yang ada pada Gambar 5. Dari use case diagram
tersebut terdapat 2 jenis pengguna (actor) aplikasi yaitu admin dan non admin.
Admin dan non admin merupakan generalisasi dari pengguna (actor) secara umum.
Pengguna dalam sistem ini ialah pegawai dari Dinas Pekerjaan Umum Kota
Salatiga. Admin ialah kepala DPU kota Salatiga, kepala bidang Bina Marga,
serta kepala bidang Cipta Karya. Sedangkan yang termasuk non admin ialah staff bidang Bina
Marga, dan staff bidang Cipta Karya. Activity diagram untuk admin diperlihatkan dalam Gambar 6
dan digunakan untuk mendokumentasikan alur kerja pada sebuah sistem. Dalam
aplikasi yang dibuat terdapat 2 aktor yang berikteraksi dengan sistem, yaitu
admin dan non admin. Admin merupakan aktor yang dapat mengelola semua data di
dalamnya, yaitu data master dan juga data proyek. Non admin merupakan actor yang
dapat mengelola data-data tertentu. Non admin mempunyai 7 aktivitas seperti
diperlihatkan pada Gambar 7. Manajemen-manajemen pengguna, tahun anggaran, kategori
material tenaga, manajemen satuan, material tenaga kerja, proyek, time schedule,
dan sebagainya, memiliki beberapa deskripsi prosesnya masing-masing.
Deskripsi-deskripsi proses ini dapat dilihat pada Gambar 6 dan Gambar 7.
Gambar 6. Activity Diagram
Admin
Class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi
class, package dan object beserta hubungan yang terjadi antara class
yang satu dengan class yang lainnya. Pada artikel ini, aplikasi
dirancang menggunakan Hibernate. Dengan Hibernate, class
atau objek yang telah dibuat dapat diubah menjadi tabel dalam basis data secara
langsung dengan menuliskan file hibernate.cfg.xml-nya. Oleh karena itu, pada tahap
perancangan class diagram ini sekaligus menjadi tahap perancangan basis
data. Gambar class diagram aplikasi yang dibangun serta hubungan yang terjadi
antar class dapat dilihat pada Gambar 8.
PROTOTYPE YANG DIBANGUN
PROTOTYPE YANG DIBANGUN
Sebelum membahas hasil jadi
aplikasi yang dibangun, terlebih dahulu dibahas masing-masing prototype yang
ada. Prototype 1 direpresentasikan oleh Gambar 9, sedangkan prototype
2 direpresentasikan oleh Gambar 10. Gambar 9 adalah form home pada
RAB prototype 1, pada RAB prototype 1 ini aplikasi hanya memiliki fitur sampai dengan
fitur RAB. Fitur-fitur dari prototype 1 ini yaitu data master, RAB
sampai dengan membuat daftar kebutuhan
material dan tenaga. Setelah dievaluasi, pengguna menginginkan adanya beberapa fitur tambahan,
yaitu fitur untuk mengatur hari libur proyek, time schedule, laporan harian serta perbandingan time
schedule dengan laporan harian. Prototype 1 ini sudah dapat
melakukan perhitungan yang akurat pada RAB
dan penjabarannya menjadi daftar kebutuhan material dan tenaga, belum terdapat
perhitungan nilai bobot serta belum dilakukan pembulatan terhadap total RAB. Selain
itu, kekurangan lain yang masih menjadi kendala pada prototype 1 adalah
proteksi input yang masih belum diimplementasikan.
Gambar 9. Form Home Pada RAB
Prototype 1
Gambar 10. Form Home Pada RAB
Prototype 2
Gambar 10 adalah form home pada
RAB prototype 2, pada RAB prototype 2 ini aplikasi sudahmemiliki fitur-fitur seperti hari libur
proyek, time schedule, laporan harian, serta perbandingan time schedule
dengan laporan harian. Pengembangan RAB prototype 2 ini sesuai
dengan evaluasi RAB prototype 1. Namun, kekurangan yang masih terdapat
pada RAB prototype 2 ini yaitu tampilan yang belum terlalu diperhatikan.
HASIL IMPLEMENTASI APLIKASI RAB
HASIL IMPLEMENTASI APLIKASI RAB
Setelah membahas masing-masing prototype
yang telah dikembangkan, penulis memberikan pembahasan tentang pembuatan
RAB menggunakan hasil jadi dari aplikasi yang telah dibangun. Alur pembuatan
RAB dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11. Alur Pembuatan dengan ARuNG
Adapun alur pembuatan RAB seperti yang
tertera pada Gambar 11, diawali dengan membuat data proyek terlebih dahulu
kemudian dari proyek tersebut dibuat data tentang kategori-kategori pekerjaan proyek.
Setelah data kategori proyek dibuat, langkah selanjutnya ialah membuat data
tentang RAB yang berisi macam-macam pekerjaan yang ada, beserta volume, serta
analis yang digunakan. Ketika RAB dibuat secara otomatis, aplikasi akan
menghitung daftar kebutuhan material tenaga serta nilai bobot. Nilai bobot
merupakan bobot pekerjaan yang berorientasi terhadap harga masing–masing jenis
pekerjaan.
Gambar 12. Form Home
Gambar 12 memperlihatkan form utama
yang merupakan pusat aplikasi RAB. Gambar 13, Gambar 14 dan Gambar 15
menunjukkan beberapa form dari aplikasi RAB yang telah
diimplementasikan. Pada Gambar 13, diperlihatkan form RAB tab RAB dimana
pengguna dapat membuat RAB.
Gambar 13. Form RAB Tab RAB
Pada Gambar 13, diperlihatkan form RAB
tab DIP yang berisi daftar kebutuhan material serta tenaga sesuai dengan RAB
yang telah dibuat sebelumnya. Isi data dari tab DIP ini terbentuk secara
otomatis sesuai dengan isi data pada tab RAB. Pada Gambar 14, diperlihatkan
form RAB tab nilai bobot yang berisi nilai bobot suatu pekerjaan. Nilai bobot
ini berorientasi terhadap harga masingmasing jenis pekerjaan. Isi data dari tab
nilai bobot ini terbentuk secara otomatis sesuai dengan isi data pada tab RAB.
Gambar 14. Form RAB Tab DIP
Gambar 15. RAB Tab Nilai Bobot
PENGUJIAN
APLIKASI RAB
Pengujian pertama yang dilakukan adalah
pengujian keakuratan RAB dari aplikasi dengan RAB yang dibuat dengan perhitungan manual.
Pengujian kedua adalah keakuratan penjabaran RAB menjadi daftar kebutuhan
material dan tenaga dibandingkan dengan penjabaran RAB yang dibuat dengan perhitungan
manual. Pada pengujian pertama, hal yang dibandingkan adalah keakuratan jumlah
biaya dari komponen-komponen yang membentuk proyek, karena hal ini sangat
krusial di dalam pembuatan RAB, sehingga kesalahan komponen biaya sekecil apapun
dapat mempengaruhi hasil dari RAB secara keseluruhan. Pada pengujian kedua
yaitu penjabaran RAB menjadi daftar kebutuhan material
dan tenaga. Besarnya total RAB beserta nama proyek serta selisihnya antara
daftar kebutuhan material dan tenaga dengan perhitungan manual. Total RAB serta
total daftar kebutuhan material dan tenaga yang sudah dilakukan pembulatan
yaitupembulatan secara
ribuan. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
aplikasi yang dibangun sudah menghasilkan keluaran yang akurat, selisih yang terjadi
adalah perbedaan minor yang terjadi karena adanya pembulatan.
KESIMPULAN
E-mail: cmbeling@gmail.com, yos.fti.uksw@gmail.com, astuningdyas@yahoo.com
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah
dilakukan pada bagian-bagian sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu
perancangan aplikasi yang mampu menjabarkan RAB untuk pembangunan dan
pemeliharaan/rehabilitasi gedung menjadi daftar kebutuhan material dan tenaga
dengan teliti, cepat, akurat, dan cermat dapat diwujudkan dengan perangkat
lunak yang dibuat menggunakan bahasa pemrograman Java dan menggunakan Hibernate
sebagai tool ORM (Object Relational Mapping),
serta MySQL sebagai server basis datanya.
Sumber :
Jurnal
Informatika Vol 10, No. 1 Mei 2009. Nugroho,
Perancangan Aplikasi Rencana Anggaran Biaya Sumber :
E-mail: cmbeling@gmail.com, yos.fti.uksw@gmail.com, astuningdyas@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar